Minggu, 18 Agustus 2013

Here ..!!! ARSITEK PERTAMA DI INDONESIA - HULSWIT -


 Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh, 

yuhuuuu, kembali memberi tambahan ilmu nih buat leluhur arsitek di tanah air, cekidooottt yaaa :)

Introduction to Architecture : Hulswit (arsitek pertama di Indonesia)

Gedung Algemeene tampak menonjol di tengah. Foto diposting oleh Bude Dicky Winter di STD: Gedung ini karya H.P Berlage tapi dibangun dan disupervisi oleh M.J Hulswitt

Arsitek Belanda Marius J. Hulswit tiba di Indoneisa tahun 1890. Proyek pertamanya adalah supervisi pembangunan gedung Algemeene di jalan Jembatan Merah (Willemskade) karya H.P Berlage. Pada waktu yang sama dia meneruskan proyek Katedral di Lapangan Banteng Jakarta (Waterloo Plein) yang ditinggalkan Djikmans kembali ke Belanda tahun 1894 karena kekurangan dana. Dua proyek ini, Algemeene di Surabaya dan Katedral di Batavia selesai pada waktu bersamaan tahun 1901.

Dua proyek ini menyimpan fakta menarik karena dua design yang sama sekali berbeda jatuh di tangan orang yang sama. Katedral di Jakarta bergaya Neo-Gothic kental yang jarang ada (wilayah Asia pada waktu itu banyak dipengaruhi gaya arsitektur Inggris) dan Algemeene Surabaya membawa cikal bakal modernisme awal.
Pertanyaan ini timbul jika kita melihat proyek berikut Hulswit di Surabaya, gedung Escompto (1928) di Kembang Jepun yang memiliki tampilan sekilas mirip dengan Algemeene dan catatan arsitektur tentang Berlage yang tidak terlibat lebih jauh setelah menyerahkan desain gedung Algemeene. (Berlage sendiri baru ke Indonesia tahun 1923).


Jalan Kembang Jepun. foto diposting oleh Adi Hartono di STD. Facade Escompto lebih dekat. Foto diposting oleh admin STD

Hulswit merupakan arsitek professional pertama di Indonesia. Sebelum Hulswitt gedung didesain di Belanda dan desain dikirim ke Indonesia untuk dibangun oleh arsitek amatir, superintendant, insinyur sipil atau kadang insinyur militer. Dengan ini kita dapat menarik garis imajinasi dalam kronologi arsitektur Indonesia di tahun 1900 (kurang lebih sama dgn pembabakan umum arsitektur dunia). Setelah tahun 1900 gedung-gedung yang dibangun membawa nama arsiteknya (ITB baru dibuka  tahun 1917). Hulswit pada masa ini masih bekerja sendiri, sebelum bergabung dengan biro arsitek Hulswitt,Fermont and Ed.Cuypers yang mendapat banyak proyek besar di Surabaya. 

Kita bisa menelusuri bangunan lain selain Algemeene dan Escompto yang memiliki detail mirip. 
Gedung kantor Geowehry di Jalan Rajawali tahun 1913 ketika hampir selesai dibangun. Perhatikan simetri gedung, permainan atapnya dan bukaan balustrade  (jendela balkon selasar) dengan lengkungan setengah lingkaran. Kesan sekilas gedung ini mirip dengan Algemeene tapi dengan detail yang berbeda (lebih polos). Foto di posting oleh Kharizh Chalifatirachman.
Gedung yg sama dari KITLV tahun 1915. Gedung masih dan menjadi bagian depan hotel Ibis Surabaya.
Gedung ANIEM lama di Gemblongan juga memiliki karakter mirip Algemeene. Foto dari KITLV thn 1915
Escompto adalah karya Hulswit sendiri setelah gaya Algemeene menjadi selera gedung berukuran sedang waktu itu. Facade gedung memiliki balustrade berjendela. Sisi atas jendela melengkung.  Atap memiliki simetri dengan bagian tengah menonjol. Jeruji logam yang membentuk nama perusahaan berdiri di  atas atapnya. 

Perhatikan Gedung Nederland Indies Handelsbank berikut :
 
Gedung Nederland Indie Handelsbank di sebelah kanan dibangun tahun 1926 dengan selera yg kurang lebih sama dengan Algemeene.

 Kembali ke Hulswit dengan karyanya yang pertama di Surabaya, gedung Algemeene. Desain Berlage rupanya diadopsi Hulswit untuk proyek berikutnya. Gedung Algemeene ini boleh dibilang menjadi tren acuan gedung-gedung perkantoran sedang yang muncul belakangan. Satu-satunya ciri khas yang tidak diambil Hulswit dari Berlage adalah detailnya :hiasan mural dan sculptures yang hanya ada di gedung Algemeene.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar