Minggu, 16 Maret 2014

Surat Cinta Untuk KELUARGA "itu..."


Bismillah…

Memoar masa silam…

Ketika kembali mengingat 2,5 tahun yang lalu..
Mashaa Allah, betapa rencanaNya adalah lukisan terindah dalam perjalanan hidupku.
Bagaimana tidak, ketika aku berharap ada di suatu tempat nun jauh di ibukota, Allah menempatkanku di tempat yang ada di ujung bukit Tembalang.
Ketika aku berharap berada di lingkungan yang begitu konsentrasi pada akademik, Allah mengizinkanku untuk bertahan di tempat yang menghabiskan hidupnya dengan 2 kata, DEADLINE dan DOLAN. 


JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO.
JAFT UNDIP, itu adalah tempatku saat ini bernaung. Dan ini adalah lahan dakwah yang begitu subur yang telah Allah siapkan untuk kugarap selama 4 tahun berada di sana.



Keluarga itu….



Namanya Al-Firdaus. Ruang kosong di ujung lantai 2. Tak berfungsi. Kotor. Tak berpenghuni.

Tulisannya sih MASJID, tapi tak pernah sekalipun kudengar adzan berkumandang merdu dari dalamnya. Tak ada yang berjamaah, tak ada kegiatan ibadah di ruang itu.

Apa layak ruangan sempit memanjang itu disebut sebagai MASJID..??

Awalnya kufikir tidak. Sampai akhirnya entah bagaimana pertolongan Allah mengalir begitu mudahnya hingga akhirnya tulisan MASJID AL-FIRDAUS kini tak lagi teronggok di lantai, tapi sudah tertancap di paku dinding masjid. Tak lagi sepi. Tak lagi kotor. Bahkan kini kami harus mengantri untuk tempat wudhu yang masih bercampur antara ikhwan dan akhwat. Sholatpun seperti antrian BLT, harus tunggu beberapa kloter untuk bisa menunaikannya. Masjidku kini ramai. Tak lagi ruangan pojok yang menjijikan dan tak berpenghuni. Inshaa Allah selalu ada ayat-ayat Al-Qur’an yang terdengar di dalamnya.

Dan yang jelas, kini masjidku telah diisi oleh sebuah keluarga.

FKIA, namanya. FORUM KAJIAN ISLAM ARSITEKTUR.

Rohis jurusan arsitektur yang dulu sempat mati. Sempat kaku. Tak bergaung. Hanya diam. Tak bersuara. Mungkin dikenalpun tidak.

 *Lambang FKIA yang sampai dengan detik ini kita belum tahu maknanya apa*

Alhamdulillah, aku begitu senang menjadi salah satu saksi kembali lahirnya forum rohis di masjidku ini. Rasanya ituuuu….super nano-nano. Keluarga.. yah keluarga itu begitu indah, bagiku.
2 tahun berada di dalamnya. Menaungi ruang An-Nisa, rasanya aku begitu harus banyak bersyukur pada Allah, karena telah memberikan takdir terindahNya untukku.

Ada AWAL yang PASTI akan BERAKHIR….

Menata itu ternyata tidak semudah yang kubayangkan. Kufikir hanya butuh memikirkan mebel apa saja yang ingin kutata, menatanya secantik mungkin dan taraaaaa aku akan menikmati sebuah keindahan desain interior. Tapii….

Menata itu adalah seni.

Yap. Seni. Seperti kembali menata FKIA yang dulu sempat bersinar, bagiku itu adalah seni terindah yang tak kupelajari di jalur perkuliahan teknik arsitektur. Butuh kepekaan, butuh perasaan, tanpa melupakan logika. Berjalan dengan orang-orang baru. Orang-orang dengan berjuta idealisme, dengan berjuta ambisi yang ingin atau bahkan harus terpenuhi, rasanya kenangan tahun pertama di FKIA itu adalah masa-masa perjuangan tiada akhir. Mungkin tepatnya tak berawal dan tak berakhir.



Apakah kalian masih ingat istilah IKHWAN LANGITAN, teman..??

Apakah kalian masih ingat sesi curhat tiap mentoring, kita sepertinya selalu membahas hal yang sama..

Apakah kalian masih ingat satu masalah besar yang mungkin sampai dengan detik ini belum berhasil kita pecahkan, MISSKOMUNIKASI..

Apakah kalian masih ingat saat kita harus meng up-grade diri kita sendiri, bahkan kitapun berusaha membantu meng up-grade kakak tingkat…

Apakah kalian masih ingat semua memory indah masa lalu itu, teman…??

Inshaa Allah aku masih begitu mengingatnya dengan kuat. Dan akan kusimpan dalam ruangan indah tersendiri dalam memori otakku.

Dan saat ini, tatanan itu sudah kutinggalkan.

Yah, seni menata yang dulu penuh perjuangan itu, penuh suka duka, penuh kecewa bahagia, penuh tangisan dan kekesalan, semua itu sudah takkan lagi kurasakan.

Senang…?? Atau malah sedih…??



Jujur, saat tadi bapak ketua menggenggam erat tangan si adik, rasanya mau nangis. Jujur. Sangat sedih rasanya. Bagaimana tidak, di rumah inilah, di keluarga inilah kami bisa bersatu, iya kan…??

Belum lagi ketika ikrar itu diucapkan dengan lantang oleh mereka penerus perjuangan, rasanya….

Ah sudahlah. Toh semua yang berawal pasti akan berakhir.
Bukan. Bukan karena aku tak ingin lepas dan pergi dari rumah itu. Hanya saja, aku terlalu mengawang jauh mengingat perjuangan kita di masa lalu, teman..

Jatuh bangun. Mengenal karakter. Bertengkar mulut sudah tak bisa dihitung. Konflik yang tak kunjung usai dan selalu ditanggapi dengan cengengesan. Mashaa Allah itu adalah seni terindah dalam dakwah.

Aku percaya, esok, akan ada masa dimana aku akan meneteskan air mata ketika aku akan benar-benar tak bisa lagi menatap papan bertuliskan MASJID AL-FIRDAUS itu. Aku percaya itu.

Dan selama aku masih bisa melihat tulisan itu, aku akan tetap menatapnya. Walaupun dari kejauhan. Aku takkan meninggalkannya. Sekalipun sudah tidak ada di dalamnya, sekalipun aku tak sebebas dulu memasuki rumah dan keluarga itu. Aku takkan pergi. Aku akan tetap berdiri disini. Melihat dan menyemangati penerus perjuangan kami kembali menata interior rumah itu.

Tak masalah bagiku ketika mereka merubah semua interiornya dan melenyapkan kenangan indahku di dalam rumah itu. Karena toh, semua kenangan itu sudah tersimpan rapih di memoriku dan memori kalian semua. Yaaah, kalian, akhwat-akhwat hebat yang telah Allah tautkan hatinya denganku.

Dengan berjuta perbedaan yang Allah selipkan pada diri kita, Allah takkan pernah lupa menyelipkan rasa sayang dan cinta pada hati kita, sehingga kita bisa bersatu. Berjuang bersama selama 2 tahun.

Aku tahu itu bukan hal yang mudah, teman. Itu bukan waktu yang singkat. Tapi toh buktinya kita bisa menyelesaikannya, kan…?Kita memulai dengan senyuman dan mengakhirinya tetap dengan tersenyum.

Karena apa..??

Karena cinta Allah yang telah tertanam kuat pada hati kita sehingga berbuah ukhuwah indah tak terbatas. Saudariku, aku mencintaimu karena Allah, inshaa Allah kembali berjumpa di jannahNya ya,



Dan untuk penerus ide seni interior rumah FKIA, tetap berjuang menuntut ilmu yaaak J semoga kalian bisa menata rumah kita lebih indah lagi dari tatanan sebelumnya. Inshaa Allah kami akan tetap disini. Menyiapkan pundak ketika kalian merasa begitu berat beban di pundakmu, senderkanlah sejenak pada kami. Menyiapkan telinga ketika kalian begitu butuh meluapkan semua lewat cerita, ungkapkanlah. Dan kami telah menyediakan banyak stok senyuman untuk selalu menguatkan kalian. Meyakinkan kalau kalian pasti bisa, inshaa Allah. Kalian tak lebih buruk dari kami. Dan kalian inshaa Allah akan jauuuhhh lebih baik dari kami semua yang ada di masa lalu. J

Karena kita adalah keluarga. Takkan terganti. Takkan berakhir.



-FKIA, untuk keluarga islam arsitektur yang lebih baik-