Selasa, 01 Oktober 2013

Warisan berupa "MUSLIM" ..?? Emang ada..??

bismillaah..
waaah, kali ini bakal ngomongin soal WARISAN..
eeiitsss, tapi bukan warisan yang berhubungan dengan UANG lhoo, ini lebih dari sekedar gemericik uang di surat wasiat, hehehe.

Emang mau bahas warisan yang kaya gimana sii..??

Mau tahu..??
Baca deh di bawah ini.. :)
 

Warisan Bukan Pilihan
               Sobat muslim, kebanyakan dari kita ini beragama ini karena warisan, , , ,ya, kita beragama islam bukan karena pilihan akan tetapi karena memang kita mendapatkan agama warisan dari ibu bapak kita, sungguh beruntungnya insan manusia yang terlahir dari rahim seorang wanita muslimah. Bagaimanakah nasib insan manusia yang lahir tidak langsung semerta-merta mendapatkan agama yang sangat mulia dan diridlai Allah SWT. . . .yang ajarannya sangat menghargai akal, berorientasi pada logika dan tentu bukan hanya doktrin-doktrin semata seperti agama lainnya.

            Hal ini sangat berbahaya sekali, karena Iman yang kita peroleh ini tidak melalui suatu proses yang benar, sehingga tanpa sadar Iman yang kita miliki akan mudah tumbang oleh hal-hal yang sepele, iman ini akan mudah terombang-ambing oleh ganasnya ombak di lautan mengingat Iman yang ada pada diri kaum muslim muda-mudi sekarang kebanyakan memang turunan dari ibu dan bapaknya, yakni ‘agama warisan’. Ehm. . . . layaknya sebuah bangunan, jika bangunan itu mempunyai pondasi yang lemah, maka dapat dipastikan bangunan yang dibangun diatasnya pastilah mudah ambruk dan rusak, begitu sebaliknya. Sama seperti halnya iman yang ada pada diri kita ini Sobat muslim, bila iman yang kita miliki ini ibaratkan sebuah pondasi yang kuat dan bagus, maka segala bangunan yang berada di atasnya tentulah tidak mudah rusak dan ambruk meskipun badai menerpa, angin meniup, hujan dan panas yang terus saling berganti. Segala aktivitas kita insya’allah akan selalu berorientasi pada ridha-Nya semata.
            “Mukmin yang kuat adalah mukmin yang lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim)
            Kita akan menjadi pribadi muslim yang lebih baik dan dicintai oleh Allah SWT ketika kita kuat dalam segi Iman, Aqidah, dan juga kuat dalam segi fisik. Tapi marilah kita tengok sejenak realitas para remaja Islam yang ada sekarang. Betapa rapuhnya Aqidah mereka!

Rapuhnya Aqidah Mereka

Seperti yang kita ketahui sekarang bagaimana keadaan para remaja kita yang terlena dengan hal-hal yang serba “wah” dalam kemaksiatan. Suatu fenomena yang sangat mengejutkan bagi kita. Betapa sedihnya jika melihat Remaja Era modern zaman sekarang ini yg sangat jauh dari agama, bagaimana tidak? Bagi remaja, ilmu pengetahuan dan  tekhnologi tidaklah menarik untuk dibahas. Apalagi hal-hal macam agama seperti ini (Aqidah) termasuk mencari jalan kebenaran dan menentukan pilihan agama mereka. Yah, mereka lebih senang jika menyibukkan diri dengan aktivitas maksiat dan sangat tidak bermanfaat juga produktif. Ngeband, PS (playstasion), serta Cewek/Cowok, artis Idola itulah yang menjadi santapan dari obrolan mereka sehari-hari, tak luput juga aktivitas mejeng, konkow, nongkrong, ngewarung, tawuran atau pun pacaran ria yg full maksiat itu yg senantiasa hadir mengisi waktu mereka.

 
            Aneh bin ajaib. Ketika ada pengajian dan konser kebanyakan remaja lebih suka pergi nonton konser dari pada mengikuti acara kajian (halqah), meskipun hujan deras mereka tetap pergi ke konser. Nah, bagaimana dengan acara kajian? Tidak salah lagi, yg datang adalah orang-orang pilihan dan istimewa di sisi Allah yg tentunya berjumlah tidak lebih dari 10 remaja. Fenomena lain juga tidak kalah menarik. Ketika hari jum’at, setiap muslim diperintahkan oleh Allah untuk menjalani suatu aktivitas mulia Sholat Jum’at. Seringkali saya banyak menjumpai orang-orang yg masih berkeliaran seperti sopir angkutan umum, tukang ojek, para pedagang dll. Ketika ditanya, rata-rata dalih mereka untuk mencari nafkah. Kita ambil contoh sopir angkutan umum. Maksimal dalam berberapa jam, sopir akan mendapatkan kurang lebih Rp 20.000,00. Berarti dia lebih memilih mendapatkan uang Rp 20.000,00 dari pada melaksanakan perintah Tuhannya atau dia lebih menghargai Rp 20.000,00 itu lebih penting dari pada perintah Tuhannya. Lebih sederhana lagi, keyakinan kepada Tuhannya bernilai Rp 20.000,00 atau Tuhannya bernilai Rp 20.000,00.
            Betapa mirisnya hati ini. . . . . Aqidah mereka benar-benar rapuh, serapuh krupuk. Aqidah mereka sudah tergadaikan oleh tipu muslihat dunia ini. Mereka sudah tidak mempertimbangan murka Allah, dosa dan neraka-Nya. Mereka seolah-olah hidup hanya itu-itu saja, mencari nafkah, kesenangan, dan pemuasan nafsu belaka.  Mereka lupa akan kematian dan akhirat-Nya. Padahal itu pasti.
“Dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Imran : 85)
Dan mereka juga lupa akan tujuan hidup yang sebenar-benarnya, mereka kehilangan jati diri mereka sebagai muslim karena lingkungan era globalisasi yang sangat riskan dan full maksiat bagi generasi pemuda muslim sekarang, tercengkram dalam hagemoni dunia fana, dan terbuai kesenangan sesaat. Padahal jelas sudah Allah dalam firman-Nya :

            “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia itu melainkan supaya mereka beribadah (mengabdi) kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat : 56)


Saatnya jadi Muslim Sejati
Kawan? Tahukah engkau? Betapa ruginya kita jika menggunakan setiap detik yg kita miliki ini untuk hal-hal semacam itu (bermaksiat kepada Allah). Betapa menyesalnya kita di masa depan yg akan datang jika kita menjadi manusia yg gagal dan susah. Betapa kita mengecewakan Rabb (Tuhan) kita yg telah menciptakan kita dan menjadikan kita sebagai ‘Khalifah fil Ard’ jika kita hanya menyia-nyiakan kesempatan yg begitu berharga ini, karena memang hidup hanya sekali. Oleh karena itu, sudah saat nya kita memikirkan jalan kebenaran dalam menjalani hidup. Mari menentukan agama dan Aqidah kita dengan proses yang benar dan berkualitas, mari gunakan ‘akal’ kita ini untuk mengkaji Islam lebih dalam meskipun kita berIslam sejak lahir, mari bersama-sama mengemban misi mulia untuk berdakwah kepada teman-teman yang ada disekeliling kita, yang masih awam dengan agama mereka sendiri, lakukanlah sebelum waktu merenggut kesempatan yg diberikan oleh Allah ini. So, what will you choose?? Our time is limited, we don’t know when we die!
            “Dan tidak akan mati sesuatu yang bernyawa itu melainkan sesuai dengan izin Allah sebagai suatu ketetapan yang telah ditentukan-Nya.” (Al-Imran : 45)
Kawan! Tahukah engkau, apa yang membuat diri ini mulia kelak di dunia dan di akhirat? Tahukah kau, apa yang pasti akan membuat diri ini bahagia kelak? Apa juga yang nantinya akan memberikan ketenangan hati dan jiwa ini? Semua itu ada pada kebenaran dan kebenaran itu adalah Islam Kaffah’ yakni menjadi muslim yang sejati. .  . . .dengan belajar ilmu Islam, berdakwah, berjihad fi sabilillah, dan mengisi detik-detik yang kita miliki dengan aktivitas yang bernilai lebih dihadapan Allah SWT. . . . .

Wallhau a’lam bish showab. . . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar