Selasa, 09 Oktober 2012

Keemasan di Benua Eropa

Tentu kita tahu, jika di tanah Benua Eropa, muslim adalah kaum minoritas di sana. Tapi, tahukah kalian jika sebenarnya Islam itu pernah berjaya di Benua Eropa. Salah satunya di Spanyol. Yuk, kita jalan-jalan sebentar mengengok bukti sejarah dari sebuah masjid yang bernama Masjid Cordoba.

Mesjid Cordoba, terletak di Negara Spanyol, dibangun pada masa kekhalifahan Bani Umayyah yang bernama Aburrahman III.

Keagungan masjid ini mencerminkan kemakmuran dan kesejahteraan negara tersebut. Cordoba pada saat itu menjadi pusat perdagangan, ilmu pengetahuan, dan ibu kota kekhalifahan Bani Umayyah.

Tinggi menaranya 40 hasta di atas batang-batang kayu berukir dan ditopang oleh 1293 tiang yang terbuat dari berbagai macam marmer bermotif papan catur. Di sisi selatan, tampak sembilan belas pintu berlapiskan perunggu dengan kreasi yang sangat menakjubkan, sementara pintu tengahnya berlapiskan lempeng-lempeng emas. Panjang Masjid Cordoba dari utara ke selatan mencapai 175 meter dan lebarnya dari timur ke barat 134 meter, sedangkan tingginya mencapai 20 meter.

Struktur dan Konstruksi yang Mengagumkan Bangunan masjid ini sangat kokoh dan tahan gempa, bahkan pada gempa keras yang pernah terjadi tahun 1793 (Gempa Bumi Lisabon) tidak ada sedikit pun keretakan yang terjadi. Masjid ini memiliki seni dan arsitektur yang tinggi dan indah. Setiap gerbang di masjid itu terdapat batu -batu merah dan batu putih. Gabungan unsur batu-batu tersebut mampu mewujudkan konsep jaluran yang menakjubkan. Konsep jaluran merah-putih itu banyak memengaruhi seni arsitektur bangunan di Spanyol. Hiasan dindingnya disemarakkan unsur flora dan inskripsi dari al-Quran dalam bentuk ukiran kapur, kaca, marmer, dan mozaik emas.

Tak hanya sekedar masjid yang ditujukan untuk ibadah, tapi di sini juga terdapat perpustakaan yang dikunjungi oleh lebih dari 400.000 orang tiap tahunnya. “Di era kejayaan Islam, masjid tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, namun juga sebagai pusat kegiatan intelektualitas,” ungkap J. Pedersen dalam bukunya berjudul Arabic Book.

Saat itu, terdapat 170 wanita yang berprofesi sebagai penulis kitab suci Al-Quran dengan huruf Kufi yang indah. Anak-anak fakir miskin pun bisa belajar secara gratis di sekolah yang disediakan Khalifah.

Dari sinilah yang mendorong terlahirnya ilmuwan-ilmuwan besar, seperti Ibnu Thufayl, ahli kedokteran dan filosof ternama, bahkan Salah satu alumninya adalah pemimpin tertinggi Agama Katolik, Paus Sylvester II.

Namun sayang, sejak ditaklukkan oleh Raja Leon Alfonso VII , masjid ini dialihfungsikan sebagai sebuah gereja. Pada awal abad ke-13, Kekhalifahan Bani Umayyah tidak dapat mengatasi serbuan Bangsa Eropa yang datang dari Utara maka Cordoba pun ditaklukkan, termasuk masjid ini ikut diduduki

Kemudian, beberapa tiang dihancurkan dan di dalam bangunan masjid didirikan kathedral yang diberi nama Cathedral Mezquita (Katedral Masjid). Pada beberapa bagian dinding masjid saat ini, lambang-lambang nonmuslim terlihat. Sampai saat ini, lonceng gereja masih berdentang tiap beberapa menit sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar