Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh,
yuhuuuu, kembali memberi tambahan ilmu nih buat leluhur arsitek di tanah air, cekidooottt yaaa :)
Introduction to Architecture : Hulswit (arsitek pertama di Indonesia)
Gedung Algemeene tampak menonjol di tengah. Foto diposting
oleh Bude Dicky Winter di STD: Gedung ini karya H.P Berlage tapi dibangun dan
disupervisi oleh M.J Hulswitt
Arsitek Belanda Marius J. Hulswit tiba di Indoneisa tahun
1890. Proyek pertamanya adalah supervisi pembangunan gedung Algemeene di jalan
Jembatan Merah (Willemskade) karya H.P Berlage. Pada waktu yang sama dia
meneruskan proyek Katedral di Lapangan Banteng Jakarta (Waterloo Plein) yang
ditinggalkan Djikmans kembali ke Belanda tahun 1894 karena kekurangan dana. Dua
proyek ini, Algemeene di Surabaya dan Katedral di Batavia selesai pada waktu
bersamaan tahun 1901.
Pertanyaan ini timbul jika kita melihat proyek berikut Hulswit di Surabaya, gedung Escompto (1928) di Kembang Jepun yang memiliki tampilan sekilas mirip dengan Algemeene dan catatan arsitektur tentang Berlage yang tidak terlibat lebih jauh setelah menyerahkan desain gedung Algemeene. (Berlage sendiri baru ke Indonesia tahun 1923).
Jalan Kembang Jepun. foto diposting oleh Adi Hartono di STD. Facade Escompto
lebih dekat. Foto diposting oleh admin STD
Hulswit merupakan arsitek professional pertama di Indonesia.
Sebelum Hulswitt gedung didesain di Belanda dan desain dikirim ke Indonesia
untuk dibangun oleh arsitek amatir, superintendant, insinyur sipil atau kadang
insinyur militer. Dengan ini kita dapat menarik garis imajinasi dalam kronologi
arsitektur Indonesia di tahun 1900 (kurang lebih sama dgn pembabakan umum
arsitektur dunia). Setelah tahun 1900 gedung-gedung yang dibangun membawa nama
arsiteknya (ITB baru dibuka tahun 1917). Hulswit pada masa ini masih bekerja sendiri, sebelum
bergabung dengan biro arsitek Hulswitt,Fermont and Ed.Cuypers yang mendapat
banyak proyek besar di Surabaya.
Gedung kantor Geowehry di Jalan Rajawali tahun 1913 ketika
hampir selesai dibangun. Perhatikan simetri gedung, permainan atapnya dan
bukaan balustrade (jendela balkon
selasar) dengan lengkungan
setengah lingkaran. Kesan sekilas gedung ini mirip dengan Algemeene tapi dengan
detail yang berbeda (lebih polos). Foto di posting oleh Kharizh
Chalifatirachman.
Gedung yg sama dari KITLV tahun 1915. Gedung masih dan
menjadi bagian depan hotel Ibis Surabaya.
Gedung ANIEM lama di Gemblongan juga memiliki karakter mirip
Algemeene. Foto dari KITLV thn 1915
Escompto adalah karya Hulswit sendiri setelah gaya Algemeene
menjadi selera gedung berukuran sedang waktu itu. Facade gedung memiliki
balustrade berjendela. Sisi atas jendela melengkung. Atap memiliki
simetri dengan bagian tengah menonjol. Jeruji logam yang membentuk nama
perusahaan berdiri di atas atapnya.
Gedung
Nederland Indie Handelsbank di sebelah kanan dibangun tahun 1926 dengan selera
yg kurang lebih sama dengan Algemeene.
Kembali ke Hulswit dengan karyanya yang pertama di Surabaya,
gedung Algemeene. Desain Berlage rupanya diadopsi Hulswit untuk proyek
berikutnya. Gedung Algemeene ini boleh dibilang menjadi tren acuan
gedung-gedung perkantoran sedang yang muncul belakangan. Satu-satunya ciri khas
yang tidak diambil Hulswit dari Berlage adalah detailnya :hiasan mural dan
sculptures yang hanya ada di gedung Algemeene.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar