Bismillah…
Memoar masa silam…
Ketika kembali mengingat 2,5
tahun yang lalu..
Mashaa Allah, betapa rencanaNya
adalah lukisan terindah dalam perjalanan hidupku.
Bagaimana tidak, ketika aku
berharap ada di suatu tempat nun jauh di ibukota, Allah menempatkanku di tempat
yang ada di ujung bukit Tembalang.
Ketika aku berharap berada di
lingkungan yang begitu konsentrasi pada akademik, Allah mengizinkanku untuk
bertahan di tempat yang menghabiskan hidupnya dengan 2 kata, DEADLINE dan
DOLAN.
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO.
JAFT UNDIP, itu adalah tempatku
saat ini bernaung. Dan ini adalah lahan dakwah yang begitu subur yang telah
Allah siapkan untuk kugarap selama 4 tahun berada di sana.
Keluarga itu….
Namanya Al-Firdaus. Ruang kosong
di ujung lantai 2. Tak berfungsi. Kotor. Tak berpenghuni.
Tulisannya sih MASJID, tapi tak
pernah sekalipun kudengar adzan berkumandang merdu dari dalamnya. Tak ada yang
berjamaah, tak ada kegiatan ibadah di ruang itu.
Apa layak ruangan sempit memanjang
itu disebut sebagai MASJID..??
Awalnya kufikir tidak. Sampai
akhirnya entah bagaimana pertolongan Allah mengalir begitu mudahnya hingga
akhirnya tulisan MASJID AL-FIRDAUS kini tak lagi teronggok di lantai, tapi
sudah tertancap di paku dinding masjid. Tak lagi sepi. Tak lagi kotor. Bahkan
kini kami harus mengantri untuk tempat wudhu yang masih bercampur antara ikhwan
dan akhwat. Sholatpun seperti antrian BLT, harus tunggu beberapa kloter untuk
bisa menunaikannya. Masjidku kini ramai. Tak lagi ruangan pojok yang menjijikan
dan tak berpenghuni. Inshaa Allah selalu ada ayat-ayat Al-Qur’an yang terdengar
di dalamnya.
Dan yang jelas, kini masjidku
telah diisi oleh sebuah keluarga.
FKIA, namanya. FORUM KAJIAN ISLAM
ARSITEKTUR.
Rohis jurusan arsitektur yang dulu
sempat mati. Sempat kaku. Tak bergaung. Hanya diam. Tak bersuara. Mungkin
dikenalpun tidak.
*Lambang FKIA yang sampai dengan detik ini kita belum tahu maknanya apa*
Alhamdulillah, aku begitu senang
menjadi salah satu saksi kembali lahirnya forum rohis di masjidku ini. Rasanya
ituuuu….super nano-nano. Keluarga.. yah keluarga itu begitu indah, bagiku.
2 tahun berada di dalamnya. Menaungi
ruang An-Nisa, rasanya aku begitu harus banyak bersyukur pada Allah, karena
telah memberikan takdir terindahNya untukku.
Ada AWAL yang PASTI akan BERAKHIR….
Menata itu ternyata tidak semudah
yang kubayangkan. Kufikir hanya butuh memikirkan mebel apa saja yang ingin
kutata, menatanya secantik mungkin dan taraaaaa aku akan menikmati sebuah
keindahan desain interior. Tapii….
Menata itu adalah seni.
Yap. Seni. Seperti kembali menata
FKIA yang dulu sempat bersinar, bagiku itu adalah seni terindah yang tak
kupelajari di jalur perkuliahan teknik arsitektur. Butuh kepekaan, butuh
perasaan, tanpa melupakan logika. Berjalan dengan orang-orang baru. Orang-orang
dengan berjuta idealisme, dengan berjuta ambisi yang ingin atau bahkan harus
terpenuhi, rasanya kenangan tahun pertama di FKIA itu adalah masa-masa
perjuangan tiada akhir. Mungkin tepatnya tak berawal dan tak berakhir.
Apakah kalian masih ingat istilah
IKHWAN LANGITAN, teman..??
Apakah kalian masih ingat sesi
curhat tiap mentoring, kita sepertinya selalu membahas hal yang sama..
Apakah kalian masih ingat satu
masalah besar yang mungkin sampai dengan detik ini belum berhasil kita
pecahkan, MISSKOMUNIKASI..
Apakah kalian masih ingat saat
kita harus meng up-grade diri kita sendiri, bahkan kitapun berusaha membantu
meng up-grade kakak tingkat…
Apakah kalian masih ingat semua
memory indah masa lalu itu, teman…??
Inshaa Allah aku masih begitu
mengingatnya dengan kuat. Dan akan kusimpan dalam ruangan indah tersendiri
dalam memori otakku.
Dan saat ini, tatanan itu sudah
kutinggalkan.
Yah, seni menata yang dulu penuh
perjuangan itu, penuh suka duka, penuh kecewa bahagia, penuh tangisan dan
kekesalan, semua itu sudah takkan lagi kurasakan.
Senang…?? Atau malah sedih…??
Jujur, saat tadi bapak ketua
menggenggam erat tangan si adik, rasanya mau nangis. Jujur. Sangat sedih
rasanya. Bagaimana tidak, di rumah inilah, di keluarga inilah kami bisa
bersatu, iya kan…??
Belum lagi ketika ikrar itu
diucapkan dengan lantang oleh mereka penerus perjuangan, rasanya….
Ah sudahlah. Toh semua yang
berawal pasti akan berakhir.
Bukan. Bukan karena aku tak ingin
lepas dan pergi dari rumah itu. Hanya saja, aku terlalu mengawang jauh
mengingat perjuangan kita di masa lalu, teman..
Jatuh bangun. Mengenal karakter.
Bertengkar mulut sudah tak bisa dihitung. Konflik yang tak kunjung usai dan
selalu ditanggapi dengan cengengesan. Mashaa Allah itu adalah seni terindah
dalam dakwah.
Aku percaya, esok, akan ada masa
dimana aku akan meneteskan air mata ketika aku akan benar-benar tak bisa lagi
menatap papan bertuliskan MASJID AL-FIRDAUS itu. Aku percaya itu.
Dan selama aku masih bisa melihat
tulisan itu, aku akan tetap menatapnya. Walaupun dari kejauhan. Aku takkan
meninggalkannya. Sekalipun sudah tidak ada di dalamnya, sekalipun aku tak
sebebas dulu memasuki rumah dan keluarga itu. Aku takkan pergi. Aku akan tetap
berdiri disini. Melihat dan menyemangati penerus perjuangan kami kembali menata
interior rumah itu.
Tak masalah bagiku ketika mereka merubah
semua interiornya dan melenyapkan kenangan indahku di dalam rumah itu. Karena
toh, semua kenangan itu sudah tersimpan rapih di memoriku dan memori kalian
semua. Yaaah, kalian, akhwat-akhwat hebat yang telah Allah tautkan hatinya
denganku.
Dengan berjuta perbedaan yang
Allah selipkan pada diri kita, Allah takkan pernah lupa menyelipkan rasa sayang
dan cinta pada hati kita, sehingga kita bisa bersatu. Berjuang bersama selama 2
tahun.
Aku tahu itu bukan hal yang
mudah, teman. Itu bukan waktu yang singkat. Tapi toh buktinya kita bisa
menyelesaikannya, kan…?Kita memulai dengan senyuman dan mengakhirinya tetap
dengan tersenyum.
Karena apa..??
Karena cinta Allah yang telah
tertanam kuat pada hati kita sehingga berbuah ukhuwah indah tak terbatas.
Saudariku, aku mencintaimu karena Allah, inshaa Allah kembali berjumpa di
jannahNya ya,
Dan untuk penerus ide seni
interior rumah FKIA, tetap berjuang menuntut ilmu yaaak J semoga kalian bisa menata
rumah kita lebih indah lagi dari tatanan sebelumnya. Inshaa Allah kami akan
tetap disini. Menyiapkan pundak ketika kalian merasa begitu berat beban di
pundakmu, senderkanlah sejenak pada kami. Menyiapkan telinga ketika kalian
begitu butuh meluapkan semua lewat cerita, ungkapkanlah. Dan kami telah
menyediakan banyak stok senyuman untuk selalu menguatkan kalian. Meyakinkan
kalau kalian pasti bisa, inshaa Allah. Kalian tak lebih buruk dari kami. Dan
kalian inshaa Allah akan jauuuhhh lebih baik dari kami semua yang ada di masa
lalu. J
Karena kita adalah keluarga.
Takkan terganti. Takkan berakhir.
-FKIA, untuk keluarga islam
arsitektur yang lebih baik-