Yuhuuuuuu, ini dia MADING EDISI SPECIAL MUSLIM FAIR 2012 ^^
FKIA emang keceeee, ow meeenn :P
Blog ini adalah tempat untuk berbagi ilmu, menorehkan kenang-kenangan selama perjuangan, dan yang jelas ini adalah bukti kalau ARSITEKTUR "masih" memiliki sebuah ruangan di pojok gedung C lantai 2 yang berfungsi sebagai MUSHOLLA sekaligus BASECAMP ROHIS ARSITEKTUR UNDIP. 'Kami masih ada. Masih bergerak dan mungkin tengah bersiap untuk BERLARI' FORUM KAJIAN ISLAM ARSITEKTUR "FKIA" TEKNIK ARSITEKTUR, UNIVERSITAS DIPONEGORO
Rabu, 26 Desember 2012
Ayo penuhi HAK SESAMA MUSLIM :)
Bismillaah..
Assalamu'alaykum Wr. Wb..
Girlsss....
Masing An - Nisa FKIA kembali mengguncang kampus JAFT nih, hehehehe.
Ini emang bukan hasil karya akhwat kece FKIA, tapiiiiii tetap aja, mereka ada usaha buat menggabungkan komik-komik super lucu ini jadi satu daaaaaan mencetaknya buat nemplok di mading FKIA tercinta ^^
Yuhuuu, sedikit bahas tentang hak sesama muslim nih ya..
Udah cukup jelas banget deh kayaknya di poster itu.
Kadang kita lupa akan hak sesama muslim, kita lebih sering menuntut untuk di penuhi keinginannya daripada memenuhi hal orang lain dan menjalankan kewajiban kita. hem, emang manusia. hehehe...
Ini dia hak teman-teman muslim kita..
1. Jenguk dia ya kalau sakit, jangan lupa di doakan sahabatnya.
Pengen kan kalau kita lagi sakit, ada temen-temen yang hebring nyamperin kosan kita..?? Nah kita mulai dulu aja rajin jengukin temen-temen kita yag sedang di sayang Allah itu ^^, okok
2. Kalau dia bersin, jangan lupa di doaian yaaa...
Subhanallah banget yak Islam itu. mengatur semua sendi kehidupan dengan sangat amat SEMPURNA... Salam itu doa, snyum itu ibadah, bersin juga doa..Subhanallah..
Makanya jangan lupa kalau bersin bilang "alhamdulillah", karena semua kuman bakteri penyakit telah keluar dengan sendirinya. Dan bagi teman yang mendengar, jangan lupa di balas doanya dengan bilang "yarhamukallah". Gampang kan..?? :)
3. Point ketiga ini adalah menghadiri undangan dari sesama muslim.
Asal undangannya ke hal positif aja sih hayuk- hayuh ajah yah, hehehehe... Lumayan buat anak kost, bisa dapet gratisan, hehehehe..
4. Yang keempat ini udah sedikit di omongin tadi, soal jawab salam. Yuhuuuu, kita itu wajib loh, WAJIB menjawab salam saudara kita yang muslim ya tapi, hehehe... Kalau ada yang salam cuman sepotong doang, jangan di bales sepotong doang juga. Kita kudu jawab salamnya yang lengkap. Okok. kan air susu di balas susu jahe, lhoh :P
5. Point terakhir nih guys..
Ikut menganatarkan jenazah saudara kita. Sebenarnya gak hanya mengantarkan sih, lebih kecenya itu ikut menyolati, mengurus hingga akhir jenazah saudara muslim kita..^^ Ingatloh, ziarah kubur itu adalah guru paling berharga buat kita mengingat kematian... Jangan lupa doakan terus yaaa ^^
Yuhuuuu, udah lengkap tuh 5 hal sesama muslim..
Yah walaupun bahasnya cuman seupil-upil, semoga bisa bermanfaat ya ukhtiy ^^..
Sekian dulu dah isi mading An-Nisa FKIA edisi kali ini, kapan-kapan kita lanjut lagi ya cyin,,,
Wassalamu'alaykum Warrahmatullahi Wabarakatu..
Minggu, 23 Desember 2012
IT'S COMING... ^^
JILBAB DAY TELAH DATANG... ^^
Assalamu'alaykum Wr Wb...
Bismillaah
Yuhuuuu, akhirnya terbit juga keputusan bersama kalau JILBAB DAY @ JAFT bakal di mulai SEMESTER GENAP dan tiap HARI KAMIS..
Semoga dengan begitu, cewek-cewek JAFT yang kece akan semakin sholihah.
Menjadi seorng arsitek yang penuh seni, menjadi seorang istri yang sholihah dan menjadi sosok ibu yang penuh kelembutan.
SEMANGAT cewek-cewek JAFT... :)
Assalamu'alaykum Wr Wb...
Bismillaah
Yuhuuuu, akhirnya terbit juga keputusan bersama kalau JILBAB DAY @ JAFT bakal di mulai SEMESTER GENAP dan tiap HARI KAMIS..
Semoga dengan begitu, cewek-cewek JAFT yang kece akan semakin sholihah.
Menjadi seorng arsitek yang penuh seni, menjadi seorang istri yang sholihah dan menjadi sosok ibu yang penuh kelembutan.
SEMANGAT cewek-cewek JAFT... :)
Kamis, 20 Desember 2012
Arsitektur Makam?
Tahu ini bangunan apa? Yup, sesuai judulnya yang menyebut-nyebut makam, bangunan ini memanglah salah satu makam yang berada di Bukhara, Uzbekistan. Ga keliatan kan, itulah uniknya arsitektur makam, tapi admin ga mau lama-lama nih basa basi menjelaskan arsitektur makam (berhubung belum punya ilmunya :p), biar diri kita masing-masing yang membuat definisi apa itu arsitektur makam.
Makam Samanids
Dari
semua bangunan abad pertengahan di Bukhara, Makam Samanids adalah salah satu
karya menarik yang terkenal di dunia arsitektur yang dibangun pada akhir abad
ke sembilan.. Makam ini didirikan sebagai sebuah kriptus keluarga setelah kematian
ayah Ismail Samani. Yang kemudian, Ismail Samani sendiri dan Hasr, cucunya,
juga dimakamkan di dalamnya,
Sangat
menarik untuk dicatat bahwa mendirikan kriptus bertentangan dengan hukum yang
ada pada saat itu, yaitu larangan mendirikan setiap post-mortem pada monumen makam umat Muslim. Namun, larangan itu
sendiri tidak diindahkan di pertengahan abad ke sembilan oleh salah satu
khalifah, khususnya pada makam as-Suli-biya. Ismail Samani sendiri hanya
meneruskan contoh yang telah ada.
Makam
Samanids mengungkapkan kejeniusan desain polos yang terlihat dalam komposisi
dan desain seimbang pada fasad dan interiornya, desain arsitekturnya sangatlah
unik.
Monumen ini,
bangunan massanya terdiri dari kubah semi-bulat yang terletak di atas sebuah kubus.
Semua fasad identik dan ditandai dengan tiga kuartal kolom kubah di sudut-sudutnya.
Terdapat angker atas dan pintu masuk utama dengan garis pemisah horisontal.
Bagian tengah ditandai dengan susunan teratur batu bata yang membentuk pola
horisontal, vertikal, dan diagonal pada dinding. Ada juga details yang terlihat dalam bentuk disk atau mawar. Analisis
menunjukkan bahwa semua elemen yang ada di Makam Samanids ini berbasiskan pada
bentukan kotak dan diagonal: unsur-unsur yang membentuk garis geometris, penyatuan
yang sama terlihat pada bentuk arsitektur dan susunan batu bata di interiornya.
Bangunan ini
berhutang banyak pada arsitektur pra-lslam Soghdian, yang menggunakan komposisi
empat lengkungan kubah dan mengurangi bentuk di bagian atas bangunan, termasuk
disk dan mawar pada kolom dekorasi (seperti juga dapat terlihat di bagian
antara kubah dan drum interiornya). Meskipun bangunan ini terhubung dengan
arsitektur pra-Islam, Makam Samanids juga mengantisipasi munculnya gaya
arsitektur baru dengan dimensi yang relatif kecil.
Layaknya sebuah makam, Makam Samanids yang megah dan penuh perasaan juga mengingatkan kita pada kehidupan yang ada setelah kehidupan yang fana ini.
Bukhara, Uzbekistan
Bukhara Kota Peradaban Islam
BUKHARA, salah satu kota penting dalam sejarah peradaban Islam, merupakan kota yang dikenal sebagai gudang pengetahuan. Bahkan sastrawan Iran, Ali Akhbar Dehkoda menjuluki Bukhara sebagai “pemilik pengetahuan” dan “sumber pengetahuan”.
Bukhara juga sebagai tanah kelahiran sederat ilmuwan besar. Di antara tokoh-tokoh besar asal Bukhara itu, antara lain Imam Bukhari dan Ibnu Sina. Mereka telah memberi kontribusi yang besar bagi perkembangan agama Islam dan ilmu pengetahuan di Bukhara. Pada era keemasan Dinasti Samanid, Bukhara juga menjadi pusat intelektual dunia Islam. Saat itu, di kota Bukhara bermunculan madrasah-madrasah yang mengajarkan ilmu pengetahuan. Dinasti Samanid pun mulai memperbaiki sistem pendidikan umum.
(Ibnu Sina, salah satu tokoh kenamaan muslim asal Bukhara yang diakui dunia)
Di setiap perkampungan berdiri sekolah. Keluarga yang kaya-raya mendidik putera-puterinya dengan sistem home schooling atau sekolah di rumah. Anak yang berusia enam tahun mulai mendapat pendidikan dasar selama enam tahun. Setelah itu, anak-anak di Bukhara bisa melanjutkan studinya ke madrasah. Pendidikan di madrasah dilalui dalam tiga tingkatan, masing-masing selama tujuh tahun.
Keseluruhan pendidikan di madrasah harus ditempuh selama 21 tahun. Para siswa mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, mulai ilmu agama, aritmatika, jurisprudensi, logika, musik, serta puisi. Geliat pendidikan di Bukhara itu telah membawa pengaruh yang positif dalam penyebaran dan penggunaan bahasa Persia dan Uzbek. Tak heran, kemampuan penduduk Bukhara dalam menulis, menguasai ilmu pengetahuan serta keterampilan berkembang pesat.
Di tanah Bukahara pun kemudian lahir sederet ulama dan ilmuwan Muslim termahsyur. Nama Bukhara berasal dari bahasa Mongol, yakni ‘Bukhar’ yang berarti lautan ilmu. Kota penting dalam jejak perjalanan Islam itu terletak di sebelah Barat Uzbekistan, Asia Tengah. Wilayah itu, dalam sejarah Islam dikenal dengan sebutan Wa Wara’ an-Nahr atau daerah-daerah yang bertengger di sepanjang Sungai Jihun. Letak Bukhara terbilang amat amat strategis, karena berada di jalur sutera.
Tak heran, bila sejak dulu kala Bukhara telah menjelma menjadi pusat perdagangan, ilmu pengetahuan, budaya, dan agama. Di kota itulah bertemu pedagang dari berbagai bangsa di Asia barat termasuk Cina. Ciri khas arsitektur bangunan yang indah dengan design dari abad 18 merupakan tempat perdagangan dan masih tampak seperti bangunan asli. Mereka berdagang seperti yang dahulu telah dilakukan leluhur mereka ratusan tahun yang lalu. Perdagangan adalah kehidupan pada masyarakat Bukhara.
Berdagang adalah kehidupan masyarakat di Bukhara. Pagi hari tidak terlalu dini juga bagi mereka untuk memulai berdagang bahkan banyak di antara mereka yang masih remaja dan anak-anak. Semangat mereka sangat tinggi dan mereka siap berkapitalisasi untuk melakukan penjualan. Pedagang dari Asia Barat dan Cina bertemu di kota itu.
Di kota Bukhara pun berkembang bisnis pembuatan kain sutera, tenunan kain dari kapas, karpet, katun, produk tembaga, dan perhiasan dari emas serta perak dengan berbagai bentuk. Bukhara pun kesohor sebagai pasar induk yang menampung produk dari Cina dan Asia Barat. Selain itu, karena berada di sekitar Sungai Jihun, tanah Bukhara pun dikenal sangat subur. Buah-buahan pun melimpah. Kota Bukhara terkenal dengan buah-buahan seperti Barkouk Bukhara yang terkenal hampir seribu tahun.
Geliat bisnis dan perekonomian pun tumbuh, tak heran, bila kemudian nama Bukhara makin populer. Salah satu yang merusak hal ini adalah masa Uni Sovyet abad 20 Perdagangan besar Bukhara disingkirkan oleh Sovyet. Namun, sekarang mulai berkembang dan diserahkan lagi sepenuhnya pada pemerintah. Perdagangan adalah darah masyarakaat Bukhara. Bukhara di Era Modern meski masa kejayaannya telah berlalu pada abad ke-13 M, Bukhara masih memegang peranan yang penting di abad ke-19 M. Pada tahun 1833, Bukhara tetap menjadi bagian yang penting dalam kehidupan keagamaan dan budaya di kawasan tersebut. Madrasah-madrasah di Bukhara masih terkenal hingga ke Turkistan.
Pelajar-pelajar dari Khiva, Kokand, Gissar bahkan dari Samarkand dan kawasan Tatar berbondong-bondong belajar ke Bukhara. Ada sebanyak 60 madrasah di Bukhara yang sukses maupun kurang sukses. Memasuki era modern, Bukhara berada di bawah kekuasaan Rusia. Bukhara pun dijadikan semacam bidak catur dalam ‘permainan besar’ antara Rusia dengan Inggris. Kota itu benar-benar merdeka selama revolusi komunis. Namun, Bukhara akhirnya masuk dalam kekuasaan Uni Soviet. Rusia yang mendukung Uzbekistan atas Tajiks menyerahkan kota yang secara tradisional berbahasa dan berbudaya Iran, yakni Bukhara dan Samarkand kepada Uzbekistan. Sumber : ilmuwan islam.com/berbagai macam sumber/ Tria Dianti
Source:
http://www.jurnas.com/news/6882/Bukhara_Kota_Peradaban_Islam/224/Sosial_Budaya
BUKHARA, salah satu kota penting dalam sejarah peradaban Islam, merupakan kota yang dikenal sebagai gudang pengetahuan. Bahkan sastrawan Iran, Ali Akhbar Dehkoda menjuluki Bukhara sebagai “pemilik pengetahuan” dan “sumber pengetahuan”.
Bukhara juga sebagai tanah kelahiran sederat ilmuwan besar. Di antara tokoh-tokoh besar asal Bukhara itu, antara lain Imam Bukhari dan Ibnu Sina. Mereka telah memberi kontribusi yang besar bagi perkembangan agama Islam dan ilmu pengetahuan di Bukhara. Pada era keemasan Dinasti Samanid, Bukhara juga menjadi pusat intelektual dunia Islam. Saat itu, di kota Bukhara bermunculan madrasah-madrasah yang mengajarkan ilmu pengetahuan. Dinasti Samanid pun mulai memperbaiki sistem pendidikan umum.
(Ibnu Sina, salah satu tokoh kenamaan muslim asal Bukhara yang diakui dunia)
Di setiap perkampungan berdiri sekolah. Keluarga yang kaya-raya mendidik putera-puterinya dengan sistem home schooling atau sekolah di rumah. Anak yang berusia enam tahun mulai mendapat pendidikan dasar selama enam tahun. Setelah itu, anak-anak di Bukhara bisa melanjutkan studinya ke madrasah. Pendidikan di madrasah dilalui dalam tiga tingkatan, masing-masing selama tujuh tahun.
Keseluruhan pendidikan di madrasah harus ditempuh selama 21 tahun. Para siswa mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, mulai ilmu agama, aritmatika, jurisprudensi, logika, musik, serta puisi. Geliat pendidikan di Bukhara itu telah membawa pengaruh yang positif dalam penyebaran dan penggunaan bahasa Persia dan Uzbek. Tak heran, kemampuan penduduk Bukhara dalam menulis, menguasai ilmu pengetahuan serta keterampilan berkembang pesat.
Di tanah Bukahara pun kemudian lahir sederet ulama dan ilmuwan Muslim termahsyur. Nama Bukhara berasal dari bahasa Mongol, yakni ‘Bukhar’ yang berarti lautan ilmu. Kota penting dalam jejak perjalanan Islam itu terletak di sebelah Barat Uzbekistan, Asia Tengah. Wilayah itu, dalam sejarah Islam dikenal dengan sebutan Wa Wara’ an-Nahr atau daerah-daerah yang bertengger di sepanjang Sungai Jihun. Letak Bukhara terbilang amat amat strategis, karena berada di jalur sutera.
Tak heran, bila sejak dulu kala Bukhara telah menjelma menjadi pusat perdagangan, ilmu pengetahuan, budaya, dan agama. Di kota itulah bertemu pedagang dari berbagai bangsa di Asia barat termasuk Cina. Ciri khas arsitektur bangunan yang indah dengan design dari abad 18 merupakan tempat perdagangan dan masih tampak seperti bangunan asli. Mereka berdagang seperti yang dahulu telah dilakukan leluhur mereka ratusan tahun yang lalu. Perdagangan adalah kehidupan pada masyarakat Bukhara.
Berdagang adalah kehidupan masyarakat di Bukhara. Pagi hari tidak terlalu dini juga bagi mereka untuk memulai berdagang bahkan banyak di antara mereka yang masih remaja dan anak-anak. Semangat mereka sangat tinggi dan mereka siap berkapitalisasi untuk melakukan penjualan. Pedagang dari Asia Barat dan Cina bertemu di kota itu.
Di kota Bukhara pun berkembang bisnis pembuatan kain sutera, tenunan kain dari kapas, karpet, katun, produk tembaga, dan perhiasan dari emas serta perak dengan berbagai bentuk. Bukhara pun kesohor sebagai pasar induk yang menampung produk dari Cina dan Asia Barat. Selain itu, karena berada di sekitar Sungai Jihun, tanah Bukhara pun dikenal sangat subur. Buah-buahan pun melimpah. Kota Bukhara terkenal dengan buah-buahan seperti Barkouk Bukhara yang terkenal hampir seribu tahun.
Geliat bisnis dan perekonomian pun tumbuh, tak heran, bila kemudian nama Bukhara makin populer. Salah satu yang merusak hal ini adalah masa Uni Sovyet abad 20 Perdagangan besar Bukhara disingkirkan oleh Sovyet. Namun, sekarang mulai berkembang dan diserahkan lagi sepenuhnya pada pemerintah. Perdagangan adalah darah masyarakaat Bukhara. Bukhara di Era Modern meski masa kejayaannya telah berlalu pada abad ke-13 M, Bukhara masih memegang peranan yang penting di abad ke-19 M. Pada tahun 1833, Bukhara tetap menjadi bagian yang penting dalam kehidupan keagamaan dan budaya di kawasan tersebut. Madrasah-madrasah di Bukhara masih terkenal hingga ke Turkistan.
Pelajar-pelajar dari Khiva, Kokand, Gissar bahkan dari Samarkand dan kawasan Tatar berbondong-bondong belajar ke Bukhara. Ada sebanyak 60 madrasah di Bukhara yang sukses maupun kurang sukses. Memasuki era modern, Bukhara berada di bawah kekuasaan Rusia. Bukhara pun dijadikan semacam bidak catur dalam ‘permainan besar’ antara Rusia dengan Inggris. Kota itu benar-benar merdeka selama revolusi komunis. Namun, Bukhara akhirnya masuk dalam kekuasaan Uni Soviet. Rusia yang mendukung Uzbekistan atas Tajiks menyerahkan kota yang secara tradisional berbahasa dan berbudaya Iran, yakni Bukhara dan Samarkand kepada Uzbekistan. Sumber : ilmuwan islam.com/berbagai macam sumber/ Tria Dianti
Source:
http://www.jurnas.com/news/6882/Bukhara_Kota_Peradaban_Islam/224/Sosial_Budaya
Langganan:
Postingan (Atom)